Topik Terkini

2 Mar 2011

http://www.fe.ui.ac.id/images/stories/foto_worlds_1.jpg 


Mahasiswa UI Raih Prestasi di WORLD UNIVERSITIES DEBATING CHAMPIONSHIP (WUDC)  BOTSWANA 2011

Debat bukan hanya merupakan kemampuan menyajikan fakta atau bersilat lidah semata. Debat merupakan sebuah seni, seni yang membutuhkan strategi, dan kemampuan berfikir logis dan spontan yang mendorong kita untuk keluar dari keterbatasan dengan terus bertanya dan berpikir out of the box. Hal tersebut yang dipelajari oleh delegasi UI dalam partisipasinya pada lomba debat bahasa Inggris paling prestisius di tingkat dunia yaitu World Universities Debating Championship (WUDC) 2011 yang dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2010 sampai 4 Januari 2011 di University of Botswana.

Setelah satu hari penuh perjalanan dari Jakarta menuju Gaborone, tiga hari berdebat di Botswana, Africa dengan suhu mencapai 38 derajat lebih, dan harus berjalan cukup jauh dari satu tempat debat ke tempat lainnya dari pagi sampai pukul 9 malam, perjuangan Tim UI tidaklah sia-sia. Kedua Tim UI berhasil melewati babak penyisihan dengan Tim UI A yang terdiri atas Dyah Ayunico Ramadhani (Hubungan Internasional 2007) dan Riza Aryani (Hubungan Internasional 2008) berhasil melaju pada babak quarterfinal ESL (English As Second Language), dan Tim UI B yang terdiri atas Carolina Rainintha Damiana Siahaan (Hubungan Internasional 2007) dan Dimas Hokka Soebekti (Teknik Lingkungan 2008) berhasil melaju ke babak semifinal EFL (English As Foreign Language). 

Selain itu, Natalia Rialucky (Hubungan Internasional 2008) dan Ahmad Naufal Dai (Hubungan Internasional 2007), dua mahasiswa UI yang maju atas nama tim Dikti, juga berhasil masuk babak semifinal EFL. Hal ini merupakan prestasi yang tidak sepele mengingat tim Indonesia dari universitas manapun pada tahun kemarin tidak berhasil lolos ke babak penyisihan. Meskipun langkah kedua tim terhenti pada quarterfinal dan semifinal, keduanya berhasil menunjukkan debat yang berkualitas sejajar dengan Universitas Top Dunia lainnya dan salah satu delegasi UI, Riza Aryani, berhasil mendapat gelar 3rd Best Speaker EFL mengharumkan nama Indonesia pada kompetisi internasional ini.

Dimulai pada pertengahan tahun 2010, prestasi ini diraih dengan persiapan yang cukup panjang. Setelah melalui seleksi internal English Debating Society (EDS) UI yang ketat, terpilih 6 orang mahasiswa yang terdiri atas 2 tim debat (setiap tim beranggotakan 2 orang) dan 2 orang juri. Keenam mahasiswa ini adalah Dyah Ayunico Ramadhani (HI UI), Riza Aryani (HI UI), Carolina Rainintha D. Siahaan (HI UI), Dimas Hokka Soebekti (FT UI), Edi Saputra (FE UI), Dyota Marsudi ( FEUI ) dan Willy Limiady (HI UI). Selain itu terdapat satu tim UI lagi yang maju melalui jalur Dikti yaitu Natalia Rialucky (HI UI) dan Ahmad Naufal Dai (HI UI). 

Begitu terpilih, segera persiapan dilakukan baik secara subtantif maupun finansial. Dengan bantuan dari Miranda Anwar salah seorang alumni EDS, delegasi UI berlatih melalui diskusi, pendalaman isu, maupun debat secara langsung yang dimaksimalkan dengan mengikuti berbagai kompetisi yang diharapkan bisa mempersiapkan mental para delegasi UI. Partisipasi delegasi UI ini tidak lepas dari dukungan pihak UI dan sponsor yang terdiri dari Perusahaan Gas Negara, BP Migas, dan beberapa pihak lainnya.

Lomba debat ini sendiri terdiri atas babak penyisihan dan eliminasi. Pada babak penyisihan terdapat 9 debat yang harus diikuti dalam waktu 3 hari. Selama tiga hari ini tim Universitas Indonesia dihadapkan dengan tim dari berbagai universitas di dunia. Mulai dari Harvard, Duke, Cornell, Stanford, dan berbagai universitas terbaik dari berbagai belahan dunia telah dihadapi oleh tim Universitas Indonesia selama 3 hari tersebut. Juri dari tim UI juga berkesempatan menjadi juri untuk tim terbaik dalam kompetisi tersebut, dan berinteraksi langsung dengan juri-juri terbaik dunia.

Sebagai kompetisi tingkat universitas terbesar di dunia, World Universities Debating Championship melibatkan ribuan mahasiswa dari seluruh penjuru 5 benua. Kompetisi ini menjadi sebuah pengakuan tertinggi terhadap kemampuan berdebat, berfikir kritis dan logis di tingkat universitas. Oleh karena itu keikutsertaan dalam kompetisi ini menjadi sebuah kesempatan berharga bagi EDS UI baik untuk meraih prestasi sekaligus mengasah kualitas. Dengan tuan rumah WUDC yang berpindah setiap tahunnya dari negara satu ke negara lainnya, EDS UI tidaklah berpuas diri dan bertekad untuk memberikan hasil yang lebih baik pada kompetisi tahun depan yang akan dilaksanakan di De La Salle Univesity, Manila, Philippines.

0 komentar:

Posting Komentar