Pemerintah Indonesia menargetkan dalam lima tahun mendatang produksi beras dalam negeri bisa mencapai surplus sepuluh juta ton melalui sejumlah langkah yang disebut sebagai cetak biru pertanian.
Rapat kordinator bidang ekonomi hari Rabu secara khusus membahas mengenai ketahanan pangan terutama terkait dengan pemenuhan kebutuhan beras dalam negeri.
Menteri Kordinator Bidang Perekenomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah akan mendorong surplus produksi beras dalam negeri hingga 10 juta ton dalam lima tahun kedepan dengan sejumlah cara.
"Kalau puso maka, berdasarkan perpres tersebut, dimungkinkan bagi menteri pertanian untuk memberikan penggantian pupuk, benih dan sebagian tenaga kerjanya."
Rencananya ganti rugi akan diberikan kepada para petani yang mengalami gagal panen atau puso senila Rp2,6 juta per hektar bagi yang mengalami puso minimal 75 persen.
Tetapi Sugiyono, pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor menilai, target tersebut tidak akan tercapai apabila dalam kebijakan tersebut tidak diikuti dengan perluasan lahan.
"Pemerintah tidak membuat luas lahan petani menjadi ekonomis. Itu masalah mendasar yang tidak kunjung diselesaikan pemerintah."
Sugiyono juga mempertanyakan klaim pemerintah yang menyebut berhasil mencapai surplus beras pada tahun 2010 sebesar 2 koma 6 persen, apalagi baru-baru ini pemerintah justru berencana untuk kembali mengimpor beras.
0 komentar:
Posting Komentar