Alam yang indah ini, terdiri dari lautan yang membentang luas mengepung ribuan pulau besar dan kecil, bayangkan betapa luasnya bentangan Nusantara disepanjang garis katulistiwa.Betapa kaya sumber daya alamnya, tak terkira bahkan tak terduga potensi yang masih ada, itu sebabnya tetap menjadi incaran dunia investasi;
Lebih kurang tiga setengah abad mengalami penghisapan kekayaan sumber daya alam. Itupun tidak membuat nusantara menjadi kering dibanding setelahnya yang masuk dalam era penghisapan sumber daya dengan sistem yang berbeda, dari sistem kerja paksa ke suasana baru kontrak karya.
Bahwa kerja dan kerja keras itu adalah modal dasar yang telah dimiliki, namun ternyata semangat kerja dan kerja keras, tidak disertai jiwa kepemimpinan yang bersifat nasionalistik, sampai periode tertentu harus diakui bahwa tataran kepemimpinan yang mampu dilahirkan barulah pada tingkat kedaerahan, sekalipun ada beberapa yang memiliki kepemimpinan tingkat nasionalistik namun kemampuannya tetap tidak dapat diterima oleh sebagian besar kalangan.
Lagi-lagi pengalaman sebagai bangsa yang dengan mudahnya dapat diadu domba, kerap kali terjadi dalam bentuk pengulangan, kita seakan berada dipusaran waktu yang tak pernah berujung, bahka berujung pada kesengsaraan dan derita warga bangsa.
Jika kita pada titik ini kita menyadarinya, bahwa kita punya modal besar, punya kemampuan besar, dan kita adalah bangsa yang besar, mari kita lahirkan kepemimpinan bangsa yang berjiwa besar, kita memerlukan pemimpin besar, bukan pemimpin sektarian, bukan pemimpin kedaerahan.
Waktu masih berpihak pada kita, karena pada setiap kita diletakkan keyakinan itu, menyaksikan kemunculan Pemimpin Besar.
0 komentar:
Posting Komentar