Topik Terkini

10 Des 2010

Foto: Pelatih Arema Indonesia saat memimpin sesi latihan/Koran SI (Yuswantoro)

BALI - Perjalanan Arema FC di Liga Champion Asia (LCA) benar-benar dalam posisi tak menguntungkan. Selain faktor finansial yang terbatas dan kualitas lawan yang jauh di atas level Singo Edan, ada kendala lain yang bakal dihadapi Manager-Coach Arema FC Miroslav Janu.

Faktor suhu udara. Ya, ketiban lawan wakil dari Jepang, China dan Korea Selatan, menjadi ‘kesialan’ tersendiri bagi tim berlogo kepala Singa. Pasalnya, suhu udara di negara-negara tersebut jauh lebih dingin dibandingkan Indonesia. Kebetulan, saat LCA digelar di medio Maret-Mei, di sana sedang musim dingin.

Diperkirakan suhu udara bisa drop hingga 0-10 derajat Celcius. Bagi pemain setempat, suhu tersebut mungkin sudah bukan persoalan. Tapi bagi pemain Indonesia yang terbiasa cuaca tropis, maka bermain di cuaca dingin dengan oksigen lebih tipis bakal menjadi problem tersendiri. Ini nampaknya disadari benar oleh Miroslav Janu.

Begitu drawing digelar dan Arema kebagian jatah tiga negara tersebut, pikirannya langsung tertuju pada suhu udara. Dipastikan dirinya bakal menyiapkan tim lebih detil, selain teknis dan mental, juga membiasakan pemain dengan suhu dingin. Namun ia belum menguak langkah apa untuk mempersiapkan ancaman cuaca tersebut.

“Nanti pasti kita persiapkan. Pemain kita ke sana (away) kedinginan, pemain sana ke sini pasti juga kepanasan. Kondisinya sama,” ujar Miro singkat. Di LCA nanti, tim kebanggaan Aremania bakal bentrok dengan Cerezo Osaka (Jepang), Shandong Luneng (China), serta Jeonbuk Hyundai (Korea).

Keluhan cuaca, menurut Miro, sudah sangat wajar dalam dunia sepakbola. Bukan hanya di Asia, klub Eropa Barat yang notabene sudah terbiasa dengan udara dingin pun sering mengeluhkan pertandingan di Eropa Timur seperti Rusia. Apalagi di Asia yang sebagian beriklim tropis seperti Indonesia.

Arema FC yang kini sedang menjalani pemusatan latihan di Pulau Bali, nampaknya tak terlalu mengumbar mimpi di kancah Asia. Walaupun Miro sendisi mendeklarasikan timnya bakal tampil semaksimal mungkin, namun untuk lolos dari fase grup nampaknya mendekati kata mustahil jika melihat kualitas lawan yang dihadapi.

Sementara, untuk pemilihan satu pemain asing yang akan dicoret di LCA nanti, hingga saat ini belum ditentukan. Arema yang memiliki lima pemain asing, harus meninggalkan seorang pemain karena kuota hanya empat. Regulasi LCA juga menentukan hanya ada seorang pemain Asia di tim yang berlaga.

Jika demikian, maka Miro harus memilih satu diantara Noh Alam Shah dan Muhammad Ridhuan. Pemilihan ini tidak mudah, karena kedua pemain tersebut sudah menjadi nadi tim sejak bergabung awal musim 2009-2010 silam. Miro harus memperhitungkan stok pemain lain di timnya yang bisa menggantikan peran salah satu pemain itu.

Jika meninggalkan Noh Alam Shah atau Along, maka pemain yang menjadi ganjal adalah Yongki Ariwibowo. Sayangnya Yongki sendiri belum maksimal sebagai striker murni. Sedangkan jika menyingkirkan Ridhuan, maka masih ada TA Musafri yang sama-sama belum maksimal di tim inti.

0 komentar:

Posting Komentar