Topik Terkini

12 Nov 2010


Sepasang pengungsi warga Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Angga Kurniawan (20) dan Resika Kurniawati (18), menikah di pengungsian Gedung Sasana Bumi Kyai Sepanjang, Kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat.

Mereka menikah dengan saksi, antara lain Wakil Wali Kota Magelang Djoko Prasetyo dan Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kota Magelang Azis Agus Suryanto dengan penghulu Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Magelang Utara, Sunaryanto.

Wali pengantin laki-laki bernama Syaiful, seorang relawan pengungsian Merapi yang bertugas di gedung Sasana Bumi Kyai Sepanjang.

Mempelai laki-laki mengenakan pakaian warna hitam dan peci sedangkan pengantin perempuan mengenakan pakaian islami warna kuning keemasan.

Mas kawin pernikahan berupa seperangkat alat shalat.

Sekitar 700 pengungsi Merapi yang menempati gedung itu menyaksikan prosesi pernikahan tersebut.

Angga warga Dusun Tanen, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, sedangkan Resika warga Dusun Petung, Desa Wates, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

"Kami berpacaran sejak Maret 2010 lalu, sebenarnya kami dan keluarga sudah merencanakan pernikahan 15 November 2010 di Wates, tetapi terpaksa kami ubah menjadi hari ini (12/11) karena letusan Merapi," kata Angga.

Angga bekerja sebagai buruh tani di desanya yang berjarak sekitar tujuh kilometer barat Gunung Merapi, sedangkan Resika bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik di Desa Soka, Kecamatan Dukun.

Sejak kecil Angga tinggal bersama neneknya Pariyah yang kini mengungsi di SMA Van Lith Muntilan. Pariyah tidak bisa datang ke pernikahan itu karena tidak ada kendaraan penjemput, sedangkan ayahnya Syaiful, telah meninggal dunia sejak beberapa tahun lalu dan ibunya tinggal di Surabaya, Jawa Timur.

Orang tua Resika yakni Ngadiman dengan Rakinah hadir pada pernikahan itu karena juga sesama pengungsi Merapi di Gedung Sasana Bumi Kyai Sepanjang.

Azis menjelaskan, pemerintah kota setempat berupaya memberikan layanan terbaik kepada pengungsi Gunung Merapi yang ditampung di beberapa tempat di kota itu, termasuk membantu mereka yang hendak menikah.

"Semula kami menangkap kebingungan calon pengantin itu yang telah menyiapkan pernikahan mereka, tetapi kemudian terjadi letusan Gunung Merapi," katanya.

Pihaknya antara lain juga telah membantu menguruskan surat menumpang pernikahan mereka di KUA Kecamatan Magelang Utara, penghulu, petugas khotbah nikah, hiburan musik, kamar pengantin, dan perias.

Pemkot Magelang juga memberikan fasilitas bulan madu secara gratis kepada mereka selama tiga hari di Hotel Citra yang dikelola pihak SMK Negeri 3 Kota Magelang.

0 komentar:

Posting Komentar